Sumur Nabi Ayyub yang dibuat keran agar bisa dinikmati pengunjung

Di belakang keran ini ada sumur yang menjadi saksi kesabaran dan ketaatan hamba Allah terbaik pada zamannya..

Suatu ketika syetan mendengar sekelompok malaikat membahas bahwa Nabi Ayyub A.S. adalah orang terbaik di zamannya, maka berdeguplah jantung si Iblis penuh dengan kecemburuan dan kemarahan.

Dibuatlah rencana untuk menggoda Nabi Ayyub A.S. supaya menjauh dari kebaikan dan jatuh ke dalam kekafiran. Syetan berusaha untuk mengalihkan perhatian Nabi Ayyub A.S. dari doa-doanya, tetapi Nabi Ayyub A.S. tetap tabah dan berdoa dengan penuh komitmen. Hal ini menyebabkan kemarahan Syetan semakin tumbuh dan ia mengeluh kepada Allah dengan mengatakan bahwa Nabi Ayyub A.S. adalah hamba yang diperlakukan secara istimewa karena Allah memberkahinya dengan kekayaan dan harta benda.

Allah mengijinkan Syetan untuk menghancurkan harta Nabi Ayyub A.S, dan anak-anaknya. Namun beliau tidak menyesali kehilangan ini dan tetap bersyukur kepada Allah. Beliau mengakui bahwa Allah mampu memberikan atau mengambil kekayaan dan harta benda sebagaimana Dia inginkan.

Beliau bersujud kepada Yang Mahakuasa. Beliau mengatakan bahwa harta dan anak-anak adalah karunia dari Allah. Jika Ia telah mengambil hal-Nya, tidak ada gunanya meratapi kehilangan mereka. Sekali lagi, Nabi Ayyub A.S. berpaling kepada Allah untuk mencari kenyamanan dan menerima tes yang paling berat ini tanpa keluhan.

Tidak cukup, Syetan kemudian menyamar dan mendekati Nabi Ayyub A.S. dalam bentuk seorang pria tua. Orang tua ini menunjukkan rasa simpatinya kepada Nabi Ayyub A.S. dan menyarankan bahwa Allah tidak memberikan imbalan apa-apa bagi pengabdian dan doanya, tetapi Nabi Ayyub A.S. menjawab bahwa Allah memang mengkaruniai dan menguji.

Syetan diam tapi kemarahannya semakin membara. Tak sampai disitu, ia membuat Nabi Ayyub a.s menderita penyakit kulit yang sangat parah.

Namun seperti yang kita ketahui, beliau dan istrinya begitu tabah dan sabar, sehingga Allah karuniakan jalan kesembuhan dari air sumur di gambar ini.

Sekali lagi, syetan kalah.

Kisah ini menjadi teladan kita semua dalam mengalahkan gangguan syetan yang berwujud hawa nafsu. Sudahkah kita menang?